Jakarta, Trivianews.id-Air Susu Ibu (ASI) adalah asupan terbaik yang dibutuhkan bayi. Namun, meski demikian, anak yang mendapat ASI ekslusif belum tentu dapat terhindari dari risiko anemia, kok bisa?
Ya! Kondisi yang paling umum terjadi adalah ketika produksi ASI terhambat atau jumlahnya tidak mencukupi. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya ibu terlalu lelah, tidak sehat atau ibu bekerja dan terpisah dari anak sehingga mengakibatkan produksi ASI lama kelamaan berkurang.
Selain dari segi kuantitas, kualitas ASI juga sangat mempengaruhi pemenuhan zat besi anak. Untuk menghasilkan ASI dengan cukup nutrisi, ibu juga harus cukup gizi. Kondisi ini yang kerap tidak disadari ibu, merasa anak sudah cukup mendapat ASI padahal kualitas ASI ibu lama-kelamaan menurun.
Tenaga Promosi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Agung Saputra, S.Km. mengatakan dalam kondisi mendesak, susu pertumbuhan dapat menggantikan ASI. Salah satunya jika produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan anak.
“Orang tuanya barangkali yang [produksi] ASInya sedikit. Dokter bisa menyarankan mengonsumsi susu untuk anak,” kata Agung.
Senada Dokter spesialis anak, dr. Agnes Tri Harjaningrum, Sp.A., menyebut ASI merupakan sumber nutrisi yang terbaik, terutama bagi bayi yang baru lahir. Namun, ia mengingatkan kualitas ASI menurun seiring waktu terutama saat memasuki usia enam bulan.
“Tentu ASI yang terbaik ya. Cuma secara teori, begitu umur enam bulan, itu [ASI] cadangan zat besinya drop,” ucap dr. Agnes.
Padahal, dr. Agnes menyebut di saat yang sama kebutuhan zat besi anak terus meningkat. Di saat itu pentingnya Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang mengandung zat besi, baik dari makanan maupun minuman yang difortifikasi.
Salah MPASI fortifikasi yang dapat diberikan kepada anak adalah susu pertumbuhan yang sudah terfortifikasi. Pemberian susu pertumbuhan terfortifikasi yang sudah diperkaya berbagai nutrisi seperti zat besi dapat menghindarkan anak dari ADB.
“Perlu diperhatikan untuk anak yang ASI, karena akan berbeda dengan anak yang susu formula. Biasanya kalau susu formula sudah ada fortifikasi. Walaupun ASI itu yang terbaik, cuma di usia 6 bulan ASI akan kurang,” jelas dr. Agnes.
Lebih lanjut, dr. Agnes menyebut gangguan kesehatan seperti ADB harus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Jika tidak, ADB akan menimbulkan berbagai permasalahan. Salah satunya dapat menurunkan kecerdasan anak.
“IQ bahkan ada penelitiannya bisa menurunkan IQ 8-9 poin. Kalau kita tidak koreksi di awal nanti dia remajanya tidak berubah. Sayang kan padahal cuma dengan pemberian zat besi,” ungkap bdr. Agnes. (KUR)