Jakarta, Trivianews.ID – Harga emas mengalami penurunan pada Jumat (25/4/2025) karena meningkatnya selera risiko di pasar, seiring dengan adanya harapan deeskalasi dalam konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Meskipun belum ada kesepakatan dagang yang jelas, tanda-tanda potensi pelonggaran tarif dari China menjadi faktor utama di balik pergerakan harga logam mulia.
Pada pukul 21:00 WIB, harga Spot Gold turun 2,1% ke $3.277,29 per ounce, sementara kontrak berjangka emas (gold futures) yang berakhir pada bulan Juni turun 1,9% ke $3.286,67 per ounce. Pelemahan ini terjadi setelah laporan dari Bloomberg menyebut bahwa China tengah mempertimbangkan pembebasan beberapa barang AS dari tarif 125%, sebuah langkah yang dapat membantu menurunkan ketegangan perdagangan.
Laporan tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa pemerintahannya sedang terlibat dalam pembicaraan dengan China. Meskipun Beijing membantah adanya perundingan aktif, pasar merespons positif kemungkinan adanya langkah-langkah konsiliasi. Selera risiko yang meningkat di kalangan investor membuat minat terhadap aset safe haven seperti emas melemah, sementara saham mengalami pergerakan lebih kuat.
Trump sebelumnya juga mengisyaratkan kemungkinan pengurangan tarif terhadap China, dan pada Jumat ia menyebut bahwa AS semakin dekat dengan kesepakatan tarif dengan Jepang. Sentimen ini semakin menekan harga emas, yang sebelumnya mencetak rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Selain emas, harga platinum dan perak juga mengalami pelemahan akibat penguatan dolar. Platinum futures turun 0,8% ke $972,45 per ounce, sementara silver futures melemah 1,8% ke $32,885 per ounce. Penguatan mata uang dolar AS dari level terendah tiga tahun turut menekan harga logam mulia secara keseluruhan.
Di sektor logam industri, harga tembaga turun pada Jumat tetapi tetap berada dalam tren kenaikan tiga minggu berturut-turut. Copper futures AS turun 0,8% ke $4,8170 per pon, sementara kontrak di London Metal Exchange turun 0,4% ke $9.381,00 per ton. Investor kini menunggu data Purchasing Managers Index (PMI) China yang akan dirilis pekan depan untuk petunjuk lebih lanjut terkait permintaan tembaga di negara tersebut.
Meskipun pasar merespons laporan terbaru tentang potensi deeskalasi AS-China, investor tetap berhati-hati dalam melihat prospek jangka panjang harga emas. Dengan ketidakpastian geopolitik yang masih tinggi, pergerakan harga emas dan logam mulia lainnya akan bergantung pada perkembangan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan kedua negara.