Serang, Trivianews.id-Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) terus memperkuat komitmennya dalam memerangi stunting di Indonesia. Kali ini, organisasi perempuan berbasis Islam tersebut menyambangi Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, guna memberikan edukasi dan intervensi gizi langsung kepada masyarakat.
Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU, Erna Yulia Sofihara, mengatakan bahwa kunjungan ini menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan literasi gizi di tengah masyarakat, khususnya mengenai kesalahpahaman penggunaan produk kental manis.
“Program ini memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kental manis bukan susu dan tidak diperuntukkan bagi balita,” ujar Erna di sela-sela kegiatan, belum lama ini.
Dalam kegiatan tersebut, Muslimat NU juga menyalurkan bantuan pangan bergizi kepada para keluarga penerima manfaat. Selain itu, mereka melantik kader-kader lokal sebagai “Ibu Asuh” yang bertugas mendampingi anak-anak yang terindikasi mengalami stunting.
“Kami menghadirkan program Ibu Asuh, di mana satu ibu mendampingi satu anak stunting dengan memberikan asupan bergizi setiap hari, misalnya telur atau ikan,” tambah Erna.
Desa Sujung menjadi salah satu lokasi sasaran program karena masih ditemukannya anak-anak dengan gejala stunting serta kurangnya pemahaman orang tua tentang asupan gizi yang tepat. Salah satu isu yang mencuat adalah penggunaan kental manis sebagai pengganti susu balita.
Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiah, yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU Banten, turut hadir dalam kegiatan ini. Ia menegaskan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar tidak lagi memberikan kental manis kepada anak-anak.
“Mulai hari ini tolong dihindari untuk tidak lagi mengonsumsi susu kental manis. Kenapa? Karena itu bukan susu dan berbahaya untuk kehidupan anak-anak di masa yang akan datang,” tegas Ratu.
Ia juga mengapresiasi kolaborasi lintas sektor dalam mendukung target nasional menurunkan angka stunting dan mencetak generasi emas 2045.
Data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) menunjukkan bahwa angka stunting di Kabupaten Serang menurun signifikan dari 24,09 persen pada 2018 menjadi hanya 3,35 persen pada 2024. Meski demikian, tantangan masih membayangi.
Sebab, sejumlah kecamatan di Kabupaten Serang masih mencatat adanya kasus gizi buruk yang berpotensi berkembang menjadi stunting bila tidak segera ditangani. Oleh karena itu, edukasi gizi dan pendampingan keluarga dianggap krusial sebagai bentuk pencegahan berkelanjutan.
Muslimat NU menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berhenti pada sosialisasi semata. Para kader yang dilantik sebagai Ibu Asuh akan terus melakukan pemantauan gizi dan kesehatan anak secara rutin.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional Muslimat NU yang sebelumnya telah dilaksanakan di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, serta Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.